Kamis, 31 Januari 2013

Operasi Sectio Caesaria (SC)


HandOut Kelainan Air Ketuban



HAND OUT


Mata Kuliah                            :   Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan)
Kode Mata Kuliah                  :   Bd.304
Topik                                       :   Kelainan Air Ketuban
Sub Topik                               :   1.   KPSW
2.      Polihidramnion
3.     Oligohidramnion
Beban Studi                            :   5 SKS (T=2, P=3 )
Waktu                                     :   30 Menit
Dosen Mata Kuliah                 :   Seli Liantini
Rounded Rectangle: TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa mampu :
1.      Menjelaskan KPSW
2.      Menjelaskan Polihidramnion
3.      Menjelaskan Oligohidramnion

Rounded Rectangle: REFERENSI 




1.      Syaifudin, 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP. Jakarta.
2.      Saifuddin, Abdul Bari,2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan dan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YPSP. Jakarta.
3.      Hanifa, dkk, 2006. Ilmu Kebidanan. YPSP. Jakarta.

Cairan ketuban adalah cairan yang ada di dalam kantung amnion. Cairan ketuban ini terdiri dari 98 persen air dan sisanya garam anorganik serta bahan organik. Cairan ini dihasilkan selaput ketuban dan diduga dibentuk oleh sel-sel amnion, ditambah air kencing janin, serta cairan otak pada anensefalus.
Pada ibu hamil, jumlah cairan ketuban ini beragam. Pada keadaan normal banyaknya air ketuban dapat mencapai 1000 cc kemudian menurun lagi setelah minggu ke 38 sehingga akhirnya hanya tinggal beberapa ratus cc saja. Kelainan air ketuban bisa berbentuk melebihi atau kurang dari volume yang normal. Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen dari seluruh volume dalam tiap jam.
Rounded Rectangle: URAIAN MATERI 


1.         KPSW
a.     Definisi KPSW
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW) atau ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir / vagina sebelum proses persalinan.
Ketuban pecah prematur yaitu pecahnya membran khorio-amniotik sebelum onset persalinan atau disebut juga Premature Rupture Of Membrane = Prelabour Rupture Of Membrane = PROM.
Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu pecahnya membran Chorio-amniotik sebelum onset persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau disebut juga Preterm Premature Rupture Of Membrane = Preterm Prelabour Rupture Of Membrane = PPROM.

b.        Etiologi
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua factor tersebut. Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks.
Faktor yang berhubungan dengan meningkatnya insidensi KPD antara lain :
·         Fisiologi selaput amnion/ketuban yang abnormal
·         Inkompetensi serviks
·         Infeksi vagina / serviks
·         Kehamilan ganda
·         Polihidramnion
·         Trauma
·         Distensi uteri
·         Stress maternal
·         Stress fetal
·         Infeksi
·         Serviks yang pendek

c.       Diagnosa
Secara klinik diagnosa ketuban pecah dini tidak sukar dibuat anamnesa pada klien dengan keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang khas sudah dapat menilai itu mengarah ke ketuban pecah dini.
Untuk menentukan betul tidaknya ketuban pecah dini bisa dilakukan dengan cara :
·         Adanya cairan yang berisi mekonium (kotoran janin), verniks kaseosa (lemak putih) rambut lanugo atau (bulu-bulu halus) bila telah terinfeksi bau.
·         Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar dari kanalis servikalis pada bagian yang sudah pecah, atau terdapat cairan ketuban pada forniks posterior
·         USG : volume cairan amnion berkurang / oligohidramnion
·         Terdapat infeksi genital (sistemik)
·         Gejala chorioamnionitis



d.   Prognosis
Ada pun pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah :
1.   Prognosis ibu
·         Infeksi intrapartal dalam persalinan
Jika terjadi infeksi dan kontraksi ketuban pecah maka bisa menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat mengakibatkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas
·         Infeksi puerperalis / masa nifas
·         Dry labour / Partus lama
·         Perdarahan post partum
·         Meningkatkan tindakan operatif obstetric (khususnya SC)
·         Morbiditas dan mortalitas maternal

2.      Prognosis janin
·         Prematuritas
Masalah yang dapat terjadi pada persalinan prematur diantaranya adalah respiratory distress sindrome, hypothermia, neonatal feeding problem, retinopathy of premturity, intraventricular hemorrhage, necrotizing enterocolitis, brain disorder (and risk of cerebral palsy), hyperbilirubinemia, anemia, sepsis.
·         Prolaps funiculli / penurunan tali pusat
·         Hipoksia dan Asfiksia sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
Mengakibatkan kompresi tali pusat, prolaps uteri, dry labour/partus lama, apgar score rendah, ensefalopaty, cerebral palsy, perdarahan intrakranial, renal failure, respiratory distress.
·         Sindrom deformitas janin
Terjadi akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi hipoplasia paru, deformitas ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat (PJT)
·         Morbiditas dan mortalitas perinatal


e.       Penanganan
Penanganan ketuban pecah dini tergantung pada usia kehamilan dan tanda infeksi intrauterine. Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua pasien dengan kasus KPD ke rumah sakit.
1.      Konservatif
·         Rawat di Rumah Sakit
·         Berikan antibiotik (ampicillin 4 x 500 mg selama 7 hari)
·         Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban tidak lagi keluar.
·         Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak infeksi, tes busa negatif: beri dexamethason, observasi tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
·         Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), dexamethason, dan induksi sesudah 24 jam.
·         Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
·         Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leokosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
·         Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk memacu kematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg dosis tunggal selama 2 hari, dexamethason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
2.      Aktif
·         Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea. Dapat pula diberikan misoprostrol 50 mg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
·         Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi, dan persalinan diakhiri:
a.         Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.
b.        Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
2.      POLIHIDRAMNION
a.       Definisi Polihidramnion
Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan dimana air ketuban melebihi 2000 ml.
Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban secara mendadak dan cepat dalam beberapa hari, biasanya terdapat pada kehamilan yang agak muda, bulan ke 5 dan ke 6.
Hidramnion kronis adalah penambahan air ketuban secara perlahan-lahan, biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. Diagnosis pasti bisa didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG). Insidensi hidramnion adalah 1% dari semua kehamilan.

b.      Etiologi
Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas. Pada banyak kasus hidramnion berhubungan dengan kelainan malformasi janin, khususnya kelainan sistem syaraf pusat dan traktus gastrointestinal. Namun secara teori, hidramnion bisa terjadi karena :
·         Produksi air ketuban bertambah
Diduga air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion, tetapi air ketuban dapat bertambah cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya air kencing janin dan cairan otak anensefalus.
·         Pengaliran air ketuban terganggu
Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu cara pengeluaran adalah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk kedalam peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban ini akan terganggu bila janin tidak bisa menelan seperti pada atresia esofagus dan anensefalus.

c.       Diagnosa
1.     Anamnesis
·         Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
·         Sesak nafas, beberapa ibu mengalami sesak nafas berat, pada kasus ekstrim ibu hanya bisa bernafas bila berdiri tegak
·         Nyeri perut karena tegangnya uterus
·         Oliguria
Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena uretra mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan normal.
2.      Inspeksi
·         Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak kulit jelas dan kadang-kadang umbilikus mendatar
·         Ibu terlihat sesak dan sianosis serta terlihat payah karena kehamilannya
·         Edema pada kedua tungkai, vulva dan abdomen. Hal ini terjadi karena kompresi terhadap sebagian besar sistem pembuluh darah balik (vena) akibat uterus yang terlalu besar
3.      Palpasi
·         Perut tegang dan nyeri tekan
·         Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya
·         Bagian-bagian janin sukar dikenali
4.      Auskultasi
·         Denyut jantung janin sukar didenger
5.      Pemeriksaan penunjang
·         Foto rontgen (bahaya radiasi)
·         Ultrasonografi
Banyak ahli mendefinisikan hidramnion bila index cairan amnion (ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan USG.

d.      Prognosis
1.       Pada Janin
·         Kelainan congenital
·         Prematuritas
·         Prolapsus tali pusat
2.       Pada Ibu
·         Solusio plasenta
·         Atonia uteri
·         Perdarahan postpartum

e.       Penanganan
Hidramnion yang ringan tidak perlu dapat pengobatan khusus, cukup dengan sedative dan diet pantang garam. Tetapi bila telah memberikan gangguan mekanik, penderita harus dirawat. Bila keluhan terlalu hebat dapat dilakukan amniosentesis, baik melalui dinding perut atau serviks. Cairan harus dikeluarkan secara perlahan-lahan untuk menjaga terjadinya prolapas funikuli atau solusio placenta. Biasanya setelah dilakukan pungsi melalui serviks akan disusul dengan persalinan.

3.      OLIGOHIDRAMNION
a.      Definisi Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah pada keadaan tertentu banyaknya air ketuban berkurang dari normal. Bila sampai kurang dari 500 cc. Biasanya cairannya kental, keruh, berwarna kuning kehijau-hijauan.

b.      Etiologi
Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Beberapa keadaan berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obstruksi saluran traktus urinarius janin atau renal agenesis.

c.       Gambaran Klinis
·         Uterus tampak lebih kecil
·         Denyut jantung janin sudah terdengar lebih dini dan lebih jelas
·         Ibu merasa nyeri di perut pada setiap gerakan anak
·         Persalinan lebih lama dari biasanya
·         Sewaktu his / mules akan terasa sakit sekali
·         Bila ketuban pecah, air ketuban akan sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar


d.      Prognosis
Prognosis oligohidramnion tidak baik terutama untuk janin. Bila terjadi kehamilan muda akan mengakibatkan gangguan bagi pertumbuhan janin, bahkan bisa terjadi foetus papyreceous, yaitu picak seperti kertas karena tekanan-tekanan. Bila terjadi pada kehamilan lanjut akan terjadi cacat bawaan, cacat karena tekanan atau kulit menjadi tebal dan kering. Selain itu, dapat mengakibatkan kelainan musculoskeletal (sistem otot).

e.         Penatalaksanaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan dilakukan pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis janin yang tidak baik. Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion, oleh karena itu persalinan dengan sectio caesarea merupakan pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion.
Selain itu, pertimbangan untuk melakukan SC karena :
·         Index kantung amnion (ICA) 5 cm atau kurang
·         Deselerasi frekuensi detak jantung janin
·         Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan post term.

Rounded Rectangle: EVALUASI 


Jawablah soal-soal dibawah ini :
1.     Jelaskan definisi dari KPSW ?
2.     Apa penyebab dari Polihidramnion ?
3.     Bagaimana penanganan pada kasus Oligohidramnion ?




Rounded Rectangle: KESIMPULAN
Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)atau ketuban pecah dini (KPD) atau ketuban pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir / vagina sebelum proses persalinan.
Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan dimana air ketuban melebihi 2000 ml.
Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban kurang dari normal yaitu kurang dari 500 ml.
                                                                                                          

                                                                                                                         Palembang,   Desember 2012
                                            Mengetahui
                                      Dosen Pembimbing



                                                                                       (Drs. BB. Soebyakto, MA, Ph.d)